24 August, 2010

Tentang resensi buku:




LAKU SEORANG PENULIS RESENSI BUKU


Resensi buku diartikan sebagai timbangan, tinjauan, telaah, dan penilaian, yang di dalam bahasa Inggris disebut review (dalam Webster College Dictionary diartikan sebagai: “a critical evaluation of a book”). Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan sebuah buku.

Pada hakikatnya resensi buku hanya harus memberi penjelasan apa adanya terhadap suatu buku; baik kekurangan maupun kelebihannya. Di sana tidak ada embel-embel yang berbau iklan atau pesan sponsor. Karena itulah resensi buku yang baik hanya mengungkap apa yang dapat ditangkap oleh peresensi secara kritis-obyektif terhadap keberadaan buku tersebut.

Nah, bagaimana seorang penulis resensi dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari sebuah buku? Di sinilah letak perbedaan membaca dengan “membaca”! Membaca-nya seorang penikmat tentu berbeda dengan membaca-nya seorang pengamat.

Seorang peresensi buku duduk pada posisi sebagai seorang pengamat. Seseorang akan mampu mengamati sebuah buku dengan baik apabila dirinya kaya akan pengetahuan, wawasan, daya kritis, serta memiliki kreativitas dan kebebasan berpikir. Kemudian untuk dapat menyatakan kekurangan dan kelebihan atau memberi penilaian terhadap sebuah buku yang selesai dibacanya, seorang peresensi tentu sebelumnya telah memiliki bekal atau modal kekayaan berupa pengetahuan dan wawasan yang diperolehnya dari banyak membaca dan melakukan pengamatan. Sebab untuk dapat melakukan timbangan (resensi) terhadap sebuah buku tentu saja diperlukan pembanding (buku-buku) serupa atau sejenis dengan yang sedang diresensi.

Itulah sebabnya, seorang penulis resensi yang piawai adalah seorang pembaca yang baik. Ketika berhadapan dengan sebuah buku yang selesai dibaca, daya analisanya langsung mencari perbandingan kepada buku-buku serupa (sejenis) yang pernah dibaca sebelumnya. Di samping buku-buku sejenis sebagai pembanding, seorang peresensi yang baik dituntut memiliki pengetahuan yang luas kepada bacaan dari berbagai jenis disiplin ilmu yang lain. Karena apa? Untuk meresensi sebuah karya sastra misalnya, katakanlah sebuah novel, tidaklah cukup dengan hanya telah membaca banyak novel. Di dalam sebuah karya sastra, baik cerpen, puisi, novel/roman, maupun karya drama/teater, ternyata banyak terungkap hal yang berkaitan dengan berbagai jenis disiplin ilmu. Seseorang tentu tidak mampu menikmati (apalagi mengamati) isi sebuah novel jika di dalam dirinya tidak memiliki terlebih dahulu persepsi, wawasan, dan pengetahuan kepada bidang ilmu yang lain. Itulah sebabnya pula sebuah novel akan ditanggapi, dinilai, dikiritisi, dan ditelaah dengan beragam pendapat yang berbeda-beda oleh pembaca yang beragam daya kritis dan keluasan wawasannya.

Oleh sebab itu, mutlak, seorang penulis resensi buku yang baik haruslah seorang pembaca yang baik pula.





*) penulis mantan guru tinggal di Depok






 ......................................................






No comments: